Selasa, 26 Agustus 2008

Mencermati Seni Tradisi Bernafaskan Islam di Minangkabau


MASYARAkat Minangkabau dikenal sebagai penganut sistem kekerabatan yang berbentuk matrilineal (garis keturunan berasal dari pihak ibu) yang hidup secara bersuku-suku dan Islam sebagai agama mayoritasnya. Sistem kekerabatan inilah yang dianggap sebagai salah satu unsur yang memberi identitas kuat terhadap kebudayaan Minangkabau. Adat bagi orang Minangkabau dipandang sebagai suatu kebudayaan yang utuh dan juga sesuatu yang dapat berubah, di dalamnya meliputi cara-cara hidup, tata tertib, kesenian dan filsafat.Pada kebudayaan Minangkabau cukup banyak jenis kesenian yang berkembang, dan tersebar di nagari-nagari. Diantara sekian banyak kesenian yang hidup dan berkembang adalah, seni bernafaskan Islam etnik Minangkabau. Eksistensi kesenian bernafaskan Islam pada masyarakat Minangkabau merupakan salah satu unsur penting untuk kesempurnaan adat. Oleh karena itu, kesenian harus dikembangkan secara piawai dan berkelanjutan oleh masyarakatnya.

Dilihat dari segi sejarah, seni bernafaskan Islam pada awalnya berkembang di surau-surau, yaitu berfungsi sebagai media dakwah dalam pengembangan agama dan ajaran Islam oleh ulama-ulama kepada murid-murid di surau. Kesenian gaya surau yang cukup populer misalnya, salawat dulang, dikie rabano, albarzanji, indang dan sebagainya. Kesenian ini berawal dari lingkungan murid-murid surau dalam mempelajari agama Islam. Lewat kesenian itulah dipantulkan pula ajaran Islam, seperti puji-pujian kepada Allah, sanjungan kepada Nabi dan riwayatnya, sanjungan pada Alquran dan sebagainya.

Continue reading ‘Mencermati Seni Tradisi Bernafaskan Islam di Minangkabau’

Tidak ada komentar: